Balik lagi ke blog sederhana ini, kali ini kita bakalan
memutar balik waktu menuju zaman dimana Hindu-Budha memasuki kawasan nusantara.
Loh tapi saya bukan orang beragama Hindu ataupun Budha, saya juga bukan orang
yang beragama Hindu atau Budha namaun asalkan saudara-saudara ketahui budaya
ramah tamah kita yang terkenal di permukaan bumi ini dating darii kaum Brahmana
yang bijaksana yang smpai kedalam jiwa kita masing-masing hingga sekarang,
Langsung aja gan ini dia
1. Teori Brahmana oleh Jc.Van
Leur
·
Kelemahan : Dalam tradasi Hindu-Budha kaum
Brahmana pantang menyebrang lautan
2.
Teori Waisya oleh NJ. Krom
Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya
penyebaran agama Hindu Budha di Indonesia adalah berkat peran serta golongan
Waisya (pedagang) yang berdagang hingga Nusantara, Waisya merupakan golongan
terbesar masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara. Dalam
teori ini, para pedagang India diperkirakan berdagang dan juga telah
memperkenalkan kebudayaan Hindu dan Budha pada masyarakat lokal. Pada masa itu
pelayaran sangat-lah bergantung pada musim angin, maka dalam selama kaum Waisya
menunggu musim angin datang mereka akan menetap di kepulauan Nusantara hingga
angin laut yang akan membawa mereka kembali ke India berhembus. Selama menetap,
para pedagang India ini juga menyebarkan paham mereka pada masyarakat lokal
Indonesia.
·
Kelebihan : Kaum Ksatria menunjukan
rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh dunia
·
Kelemahan : Para Ksatria tidak memahami bahasa
sangsekerta dan huruf pallawa
3.
Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan
J.L. Moens
Dalam teori Ksatria,
penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu
dilakukan oleh golongan ksatria (Bangsawan). Menurut teori masuknya Hindu Budha
ke Indonesia satu ini, sejarah penyebaran Hindu Budha di kepulauan nusantara sangat
erat kaitannya dengan kebudayaan yang ada di India pada periode penyebaran Hindu
Budha. Di awal abad ke 2 Masehi, kerajaan-kerajaan di India mengalami
keruntuhan karena perang perebutan kekuasaan. Penguasa-penguasa dari golongan
ksatria di kerajaan-kerajaan yang mengalami ke-kalah dalam perang pada masa itu
diperkirakan melarikan diri ke Nusantara. Di Nusantara mereka kemudian
mendirikan koloni dan kerajaan-kerajaan barunya yang bercorak Hindu dan Budha. Kemudian
sekaligus menyebarkan ajaran dan kebudayaan kedua agama tersebut pada
masyarakat lokal di nusantara.
·
Kelebihan : Banyak Sumber Daya Alam
(SDA) di Indonesia dan para pedagang yang berasal dari India dan menyebarkan
agama Hindu-Budha ketika berdagang
·
Kelemahan : Para Pedagang tidak mengerti
bahasa sangsekerta dan huruf pallawa
4.
Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch
Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran
Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di
masa itu. Menurut Bosch, pengenalan Hindu Budha pertama kali dibawa oleh
orang-orang India. Namun mereka menyebarkan ajaran ini pada segelintir orang
saja, hingga pada akhirnya orang-orang Nusantara tertarik untuk mempelajari
kedua agama ini secara langsung dari negeri asalnya, India. Mereka berangkat
dan menimba ilmu agama di India, lalu sekembalinya ke Indonesia, mereka
kemudian mengajarkan apa yang sudah mereka pelajari pada masyarakat Nusantara
lainnya.
·
Kelebihan : Ada kemungkinaan para
bangsawan di Indonesia pergi ke India untuk belajar agama Hindu-Budha dan
Budaya, tujuanya agar dengan ilmu yang mereka dapat dari india, para bangsawan
bisa membuat kekuasaan di Indonesi dengan mencotoh kebudayan Hindu-Budha
·
Kelemahan : Kemungkinaan orang Indonesia untuk
belejar agama Hindu-Budha ke india sulit, karena pada masa itu oran indonesia
masih bersifat pasif.
5.
Teori Sudra oleh Van Faber
Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran
agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau
budak yang bermigrasi ke wilayah Nusantara. Mereka menetap dan menyebarkan
ajaran agama mereka pada masyarakat pribumi hingga terjadilah perkembangan yang
signifikan terhadap arah kepercayaan mereka yang awalnya animisme dan dinamisme
menjadi percaya pada ajaran Hindu dan Budha.
Faktor yang memperkuat teori ini:
Ø Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan.
Ø Orang berkasta sudra tidak jarang dianggap sebagai orang buangan karena posisinya berada pada kasta terendah di India. Sehingga mereka meniggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India agar kedudukan mereka dapat lebih baik dan dihargai.
Ø Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan.
Ø Orang berkasta sudra tidak jarang dianggap sebagai orang buangan karena posisinya berada pada kasta terendah di India. Sehingga mereka meniggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India agar kedudukan mereka dapat lebih baik dan dihargai.
Kelemahan(sanggahan/bantahan) teori ini :
§ Golongan Sudra tidak mengetahui seluk beluk mengenai ajaran agama hindu.
§ Golongan Sudra tidak dapat membaca kitab suci Weda (dalam kitab suci ini terdapat semua ajaran dan aturan mengenai agama Hindu) sebab tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya. Lagipula, bahasa yang digunakan dalam kitab suci Weda adalah bahasa Sansekerta.
§ Golongan Sudra tidak menguasai bahasa Sansekerta sebab bahasa sansekerta merupakan bahasa kelas tinggi yang hanya mampu dikuasai oleh para pendeta.
§ Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan yang lebih baik/ memperbaiki keadaan mereka. Sehingga jika mereka dikatakan yang menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana di India rasanya tidak mungkin. Dalam sistem kasta saja posisi mereka sudah yang paling rendah, mereka sudah dibuang dan diperlakukan kurang baik oleh kasta diatasnya, mana mungkin mereka mau mengembanggkan ajaran yang akan merendahkan posisinya dan mengagungkan posisi kasta lain.
§ Golongan Sudra tidak mengetahui seluk beluk mengenai ajaran agama hindu.
§ Golongan Sudra tidak dapat membaca kitab suci Weda (dalam kitab suci ini terdapat semua ajaran dan aturan mengenai agama Hindu) sebab tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya. Lagipula, bahasa yang digunakan dalam kitab suci Weda adalah bahasa Sansekerta.
§ Golongan Sudra tidak menguasai bahasa Sansekerta sebab bahasa sansekerta merupakan bahasa kelas tinggi yang hanya mampu dikuasai oleh para pendeta.
§ Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan yang lebih baik/ memperbaiki keadaan mereka. Sehingga jika mereka dikatakan yang menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana di India rasanya tidak mungkin. Dalam sistem kasta saja posisi mereka sudah yang paling rendah, mereka sudah dibuang dan diperlakukan kurang baik oleh kasta diatasnya, mana mungkin mereka mau mengembanggkan ajaran yang akan merendahkan posisinya dan mengagungkan posisi kasta lain.
Sumber: http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/5-teori-masuknya-hindu-budha-ke-indonesia.html
http://arieramadan.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-nasional.html
http://arieramadan.blogspot.co.id/2011/09/sejarah-nasional.html